Kisah Lucu Kerajaan Ajaib: Ketika Kuda Bicara dan Raja Salah Minum Ramuan

Penulis: user1 Views: 44 Baca: 6 min
Kisah Lucu Kerajaan Ajaib: Ketika Kuda Bicara dan Raja Salah Minum Ramuan
Kisah Lucu Kerajaan Ajaib: Ketika Kuda Bicara dan Raja Salah Minum Ramuan

Di suatu pagi yang cerah di Kerajaan Lumineria, raja yang terkenal bijaksana bernama Raja Ferdinand terbangun dengan wajah penuh jerawat hijau. Bukan karena stres, tapi karena malam sebelumnya, ia meminum ramuan “tidur nyenyak” buatan tabib istana — yang ternyata bukan untuk manusia, melainkan untuk naga peliharaan istana!

Seisi kerajaan panik. Ratu menjerit, pelayan kabur, dan para pengawal sibuk mencari cermin untuk memastikan apakah jerawat itu menular secara visual. Tapi di antara kekacauan itu, satu-satunya yang tetap tenang hanyalah seekor kuda kerajaan bernama Grinto.

Grinto ini bukan kuda biasa. Ia pernah tersambar petir ajaib, dan sejak itu bisa berbicara. Namun, sayangnya, ia punya kebiasaan buruk — suka menyindir orang di waktu yang salah.

“Wah, Yang Mulia,” kata Grinto sambil nyengir, “akhirnya Anda punya bintik kerajaan juga ya? Sekarang wajah Anda benar-benar berdaulat penuh!”

Raja Ferdinand menghela napas berat. “Grinto, tolong diam. Aku sedang mencari solusi, bukan sindiran.”

“Kalau begitu jangan tanya kuda, tanya apotek sihir, hehehe…” sahut Grinto lagi sambil mengibaskan ekornya dengan gaya seperti komedian istana.

Pencarian Obat Ajaib

Tabib istana yang bernama Professor Belthazar datang dengan ekspresi panik. “Yang Mulia! Kita butuh bahan langka: air mata naga bahagia, daun tertawa, dan satu bulu dari unicorn pemalas!”

“Unicorn pemalas?” tanya raja. “Bukankah mereka susah dicari?”

Belthazar mengangguk. “Betul, Yang Mulia. Mereka hanya muncul ketika matahari sedang malas bersinar — alias saat mendung tapi nggak hujan, dan hari itu bukan Senin.”

Raja menatap jendela, lalu menghela napas. “Baiklah, kebetulan hari ini Selasa mendung. Grinto! Siapkan pelana, kita berangkat berburu unicorn pemalas!”

Grinto langsung mengangkat alis. “Yang Mulia, boleh saya menolak perintah kalau perintahnya bodoh?”

“Tidak boleh.”

“Oke, saya ikut. Tapi saya tidak tanggung jawab kalau unicorn-nya malah ngajak tidur siang.”

Petualangan Dimulai

Perjalanan mereka penuh kekonyolan. Di tengah hutan ajaib, mereka bertemu peri penjaga yang hobi menagih pajak jalan. Peri itu berkata, “Setiap lewat jalan ini, harus bayar 3 tawa atau satu lelucon segar.”

Raja kebingungan. “Aku tidak tahu lelucon.”

Grinto langsung maju. “Tenang, Yang Mulia, biar saya urus.” Ia menatap peri itu dan berkata, “Kenapa naga nggak bisa jadi komedian?”

Peri mengernyit. “Kenapa?”

“Karena setiap kali mereka tertawa, semua penontonnya jadi gosong!”

Peri itu langsung tertawa sampai sayapnya bergetar. “Baiklah, kalian boleh lewat!”

Raja menatap Grinto dengan kagum. “Ternyata kau berguna juga.” Grinto tersenyum lebar. “Saya memang bukan kuda biasa, Yang Mulia. Saya kuda dengan bakat stand-up comedy.”

Bertemu Unicorn Pemalas

Setelah berjalan jauh, mereka tiba di padang rumput lembut yang penuh bunga pelangi. Di sana, mereka melihat seekor unicorn besar berwarna biru muda sedang... tidur sambil berdengkur. Di atas kepalanya bertuliskan papan kayu bertulis “Tolong jangan bangunkan, aku sedang cuti.”

Raja mendekat pelan-pelan, tapi Grinto berbisik, “Yang Mulia, hati-hati. Unicorn pemalas bisa jadi sangat sensitif kalau bangun sebelum jam makan siang.”

“Kita hanya butuh sehelai bulunya,” kata Raja pelan.

Namun begitu Raja menyentuh ekor unicorn itu, tiba-tiba hewan itu membuka satu mata dan berkata dengan suara serak, “Siapa yang ganggu jam rebahanku?”

“Ampun, Tuan Unicorn,” kata Raja sopan. “Kami hanya butuh satu bulu untuk menyembuhkan jerawat ajaib.”

Unicorn menguap. “Jerawat ajaib? Hm, masalah kulit, ya? Aku juga kadang punya masalah sama itu. Tapi… apa imbalannya kalau aku kasih bulu?”

Raja berpikir sejenak. “Aku bisa berikanmu tiket makan gratis di dapur kerajaan selama seminggu.”

Unicorn langsung bangkit dengan semangat, “DEAL!” katanya, sambil mencabut satu bulu ekor sendiri dan memberikannya. “Tapi ingat, aku mau dessert juga.”

“Tentu,” jawab Raja lega.

Grinto bergumam, “Luar biasa, seekor unicorn pemalas yang tiba-tiba termotivasi cuma karena makanan. Saya merasa kita sejenis.”

Masalah Baru

Setelah mendapatkan bulu unicorn, mereka harus mencari air mata naga bahagia. Tapi masalahnya, naga di Eldoria terkenal pemarah dan sulit dibuat tertawa. Bahkan lelucon Grinto pun biasanya hanya membuat naga menghembuskan api.

Mereka akhirnya menemukan naga bernama Draggor, yang terkenal galak tapi mudah tersinggung. Ketika mereka mendekat, naga itu menatap tajam. “Apa yang kalian mau?”

Raja menjelaskan tujuannya dengan sopan. Draggor mendengus. “Kalian ingin aku menangis bahagia? Aku bahkan belum bahagia sejak pajak sarang dinaikkan!”

Grinto berbisik, “Biar saya coba, Yang Mulia.”

Kuda itu maju dengan percaya diri. “Hai, Draggor! Kenapa naga nggak pernah ikut lomba renang?”

Naga melirik malas. “Kenapa?”

“Karena setiap kali mereka menyelam, airnya langsung mendidih!”

Draggor menatap beberapa detik, lalu... tertawa terbahak-bahak. “HAHAHAHA! Itu bagus!” Dan dari matanya keluar air mata kristal yang berkilau.

Raja buru-buru menampungnya ke dalam botol. “Terima kasih, Draggor! Kau telah membantu kerajaan.”

“Tidak masalah,” kata naga sambil menyeka air mata. “Tapi tolong sampaikan pada menteri pajak, saya mau diskon.”

Ramuan Ajaib yang Salah Resep

Setelah semua bahan terkumpul, mereka kembali ke istana. Professor Belthazar segera mencampur semuanya di laboratorium besar. Asap warna-warni memenuhi ruangan, suara mendesis terdengar, dan akhirnya — ramuan itu siap.

“Yang Mulia, minumlah ini!” kata sang tabib dengan bangga.

Raja meminumnya satu tegukan besar. Seketika, jerawat hijaunya hilang… tapi tubuhnya malah mengecil jadi sebesar anak kecil!

“APA INI?!” teriak Raja dengan suara cempreng.

Belthazar panik, “Mungkin saya salah baca takaran air mata naga! Saya kira ‘dua tetes’ itu berarti dua sendok makan!”

Grinto langsung ngakak. “Wah, Yang Mulia sekarang imut banget! Mungkin cocok jadi influencer sihir anak-anak!”

Ratu masuk ke ruangan, melihat suaminya kini sekecil kelinci, lalu berkata datar, “Kita perlu tabib baru.”

Raja akhirnya menatap semua orang dan berkata, “Baiklah… mulai sekarang, semua ramuan harus dites ke tikus dulu.”

Penutup yang Tak Terduga

Setelah beberapa hari, ramuan penetral akhirnya ditemukan, dan Raja Ferdinand kembali ke ukuran normal. Tapi sejak kejadian itu, ia jadi legenda lucu di seluruh negeri. Orang-orang menulis lagu berjudul “Raja Jerawat Hijau dan Kuda Stand-Up Comedy”.

Setiap kali ada pesta kerajaan, Grinto diundang untuk tampil membuka acara dengan lelucon khasnya. Kadang Raja ikut tertawa, kadang pura-pura marah, tapi dalam hati ia tahu — hidupnya tak akan semenarik ini tanpa seekor kuda yang terlalu jujur.

Pesan Moral yang Kocak

Dalam hidup (bahkan di dunia fantasi), hal-hal tidak selalu berjalan sesuai rencana. Kadang ramuan gagal, naga malah ketawa, dan kuda jadi pelawak istana. Tapi di situlah keajaiban sesungguhnya — ketika tawa bisa menyembuhkan lebih dari sihir mana pun.

“Jika kamu bisa tertawa di tengah kekacauan, berarti kamu sudah menguasai sihir paling hebat: bahagia.”

Dan begitulah kisah Raja Ferdinand dan Grinto si kuda cerewet — legenda yang terus diceritakan di setiap pesta, bukan karena heroiknya… tapi karena lucunya. 🐴✨

Share

Related Posts

© 2025 ViewLink - Making Money With Write Konten
-->