Pangeran yang Takut Gelap: Komedi Aneh dari Negeri Ajaib
Di kerajaan yang selalu terang benderang, hidup seorang pangeran gagah tapi punya satu rahasia besar — ia takut gelap! Suatu malam, lilinnya padam dan seluruh istana panik karena sang pangeran menjerit lebih keras dari naga. Cerita penuh tawa dan pelajaran unik tentang keberanian dalam bentuk paling lucu!
Pangeran yang Takut Gelap: Komedi Aneh dari Negeri Ajaib
Di sebuah negeri yang sangat terang — bahkan kunang-kunang pun harus pakai kacamata hitam — hiduplah seorang pangeran bernama Pangeran Arlo. Ia tampan, gagah, berotot (katanya), dan memiliki senyum yang bisa membuat rakyat lupa utang pajak. Tapi di balik ketampanannya, tersimpan rahasia besar yang membuat seluruh kerajaan terancam tertawa setiap malam: sang pangeran takut gelap.
Rahasia di Balik Lilin Emas
Setiap malam, Arlo tidak bisa tidur tanpa menyalakan minimal 300 lilin emas di kamarnya. Para pelayan kerajaan sampai hafal: jam 7 malam, nyalakan lilin; jam 8 malam, ganti sumbu; jam 9 malam, kipasi pangeran agar asapnya tak ganggu aroma bunga lavender.
Suatu malam, pelayan baru bernama Milo kebingungan karena stok lilin habis. “Ampun, Yang Mulia,” katanya gemetar, “lilin terakhir meleleh karena... saya letakkan di dekat kompor.” Wajah Arlo pucat seketika. “APA? Kau tahu kalau gelap itu berbahaya?! Ada... ada MONSTER DI BAWAH TEMPAT TIDUR!”
Kerajaan Panik karena Mati Lampu
Malam itu, entah kenapa, seluruh kerajaan juga mengalami mati listrik mendadak — padahal listrik di negeri itu disuplai oleh naga yang tugasnya meniup api ke turbin. Tapi sang naga sedang sakit tenggorokan karena kebanyakan makan es krim vanilla.
Begitu cahaya padam, suara jeritan bergema dari menara istana. “AAAA!!! Monster ambil selimutkuuuu!” Para prajurit berlari panik ke kamar pangeran dengan membawa obor. Saat pintu dibuka, mereka menemukan Arlo sedang bersembunyi di bawah meja sambil memakai helm dan menggenggam sendok perak.
“Yang Mulia, tidak ada monster!” kata Milo sambil menyalakan satu obor kecil. Arlo menjawab dengan mata besar, “Kau tidak tahu, monster itu bisa menyamar jadi lemari baju!”
Strategi Anti-Gelap yang Aneh
Setelah kejadian memalukan itu, Arlo bertekad untuk tidak pernah mengalami malam gelap lagi. Ia memerintahkan seluruh kerajaan membuat alat bernama Anti Darkness 3000 — sejenis helm dengan bola lampu di atasnya.
“Setiap rakyat wajib pakai ini saat malam tiba!” titah Arlo. Maka seluruh rakyat pun terlihat aneh: ada petani memerah susu dengan kepala bercahaya, ada kucing pakai helm kecil, bahkan burung hantu yang kebingungan karena malam jadi seperti siang.
Sementara itu, raja tua (ayah Arlo) hanya menggelengkan kepala. “Anakku... kau takut gelap, tapi seluruh kerajaan kini takut terang.”
Pertemuan dengan Penyihir Tua
Suatu hari, datanglah seorang penyihir tua bernama Grandma Luna. Ia terkenal suka menertawakan orang sebelum memberi nasihat. “Pangeran muda,” katanya sambil memegang tongkat berbentuk senter, “kau tidak akan bisa hidup tanpa kegelapan. Bahkan bintang pun butuh malam agar terlihat.”
Arlo mengernyit. “Tapi, Grandma... bagaimana kalau monster itu benar-benar ada?” Penyihir itu tertawa, “Kalau ada monster di bawah ranjangmu, suruh saja dia bayar sewa!”
Setelah tawanya reda, Grandma Luna memberi ramuan kecil. “Minumlah ini malam nanti. Jika kau masih takut, berarti kau belum siap menjadi raja.”
Malam Penuh Keberanian (dan Teriakan)
Malam tiba. Semua lilin dimatikan, obor dipadamkan, dan seluruh kerajaan menunggu dari jauh dengan penuh rasa ingin tahu. Pangeran Arlo duduk di tempat tidurnya sambil memegang selimut bergambar unicorn. Ia menelan ramuan itu dan memejamkan mata.
Lima detik berlalu... lalu sepuluh... lalu... “AAAA!! Aku melihat bayangan!!” teriaknya. Tapi ternyata, itu bayangan hidungnya sendiri di cermin.
Rakyat yang mendengar teriakannya tertawa berguling-guling. Bahkan monster hutan yang mendengar dari luar istana ikut tertawa sampai keluar air mata.
Pelajaran dari Malam Tanpa Cahaya
Namun keesokan paginya, sesuatu berubah. Arlo bangun tanpa cahaya lilin — dan menyadari bahwa gelap sebenarnya tidak menakutkan. Ia bisa mendengar detak jantungnya, suara jangkrik, dan... kentut pelayannya yang tidur di dekat pintu.
Ia tertawa sendiri dan berkata, “Ternyata yang menakutkan bukan gelapnya, tapi imajinasiku yang terlalu aktif.” Sejak itu, Arlo belajar menghadapi ketakutannya dengan cara konyol: setiap kali takut gelap, ia bernyanyi keras:
“Gelap bukan musuhku, hanya tempat bintang menari!”
Akhir Cerita (dan Sedikit Malu)
Tahun demi tahun berlalu. Arlo akhirnya menjadi raja — dikenal sebagai Raja Terang dan Gelap karena ia mengatur waktu malam dengan seimbang. Ia bahkan mendirikan festival tahunan bernama “Malam Gelap Bahagia”, di mana seluruh rakyat memadamkan cahaya dan bercerita lucu di bawah bintang.
Dan setiap kali ada anak kecil yang takut tidur tanpa lampu, para orang tua akan berkata: “Jangan takut, Nak. Dulu raja kita juga pernah bersembunyi di bawah meja sambil bawa sendok perak.”
Pesan Lucu di Balik Cerita
Cerita lucu ini bukan hanya soal pangeran yang takut gelap. Ini adalah kisah tentang bagaimana rasa takut bisa diubah menjadi tawa — jika kita mau menghadapinya dengan hati yang ringan. Kadang, yang paling menakutkan dalam hidup bukanlah monster di bawah tempat tidur... melainkan tagihan listrik untuk 300 lilin emas!
Dan sejak hari itu, Negeri Cahaya pun belajar tertawa dalam gelap.